MATERI 9 : MENAKSIR,KOMPAS,DAN TANDA JEJAK

MENAKSIR

Menaksir tinggi merupakan salah satu materi teknik kepramukaan yang wajib diketahui. Menaksir tinggi akan sangat berguna saat melakukan kegiatan di alam terbuka. Pun di samping itu, materi menaksir termasuk salah satu materi yang diujikan dalam SKU Pramuka Penegak. Dalam Syarat Kecakapan Umum Pramuka Penegak sebagaimanaSK Kwarnas No. 198 Tahun 2011, ketrampilan menaksir tinggi menjadi salah satu syarat kecakapan yang diujikan pada SKU Pramuka Penegak yaitu:

·         Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar

·         Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan,  menjelaskan rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman 

Oleh karena itu, materi dan tata cara menaksir tinggi wajib dikuasai oleh setiap pramuka terutama bagi pramuka penegak.

Menaksir sendiri dapat diartikan sebagai “menentukan sesuatu (harga, banyaknya, jumlah, ukuran, dan sebagainya) dengan kira-kira”. Sehingga menaksir tinggi dapat diartikan sebagai menentukan ukuran tinggi sebuah obyek dengan kira-kira. Karena sifatnya yang “kira-kira” maka menaksir jelaslah berbeda dengan mengukur. Dalam menaksir tinggi kita dituntut untuk mengetahui (menentukan) sebuah ukuran tinggi sebuah obyek dengan menggunakan alat seadanya.

 

Melakukan Penaksiran Tinggi Dengan Metode Perbandingan Segitiga

Dalam menaksir tinggi terdapat berbagai cara dan metode seperti metode menaksir tinggi dengan menggunakan bantuan bayangan, metode segitiga siku-siku (45 derajat), dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga. Metode ini memanfaatkan teori kesebangunan segitiga. Dengan menggunakan metode menaksir ini, hasil yang didapat akan lebih akurat serta memudahkan dalan verifikasi ulang ataupun pengecekan kembali (termasuk penilaian) karena menggunakan rumus yang sistematis.

Namun menaksir tinggi dengan menggunakan metode perbandingan segitiga ini hanya bisa dilakukan jika kondisi tanah di sekitar obyek yang ditaksir dalam kondisi datar. Jika kontur tanah miring harus menggunakan metode yang lain karena hasilnya dipastikan tidak akan akurat.

Diumpamakan sedang menaksir tinggi sebuah pohon. Untuk mempermudah penjelasan, perhatikan gambar berikut:

 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdiMqjGDtBGZdAEp1YWfKeN03sbzkaeayqQRvo8Mi5kaDzKWHKA8evGpJFIwxE6h-3mP1FfMQy3FoX7ac0tLhR9D9l76pgNIEQoLQO2Ov5ZqLecjYj3XVnW0_h6-M7YWfvo9JXCy3EQ-9D/s320/download.png

 

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Ukurlah dengan menggunakan tongkat pramuka (biasanya berukuran 160 cm) dari pangkal pohon ke sebelah samping. Panjang ukuran terserah, menyesuaikan dengan kondisi medan. Dalam kasus ini seumpama diukur sebanyak 5 tongkat yang berarti sejauh 800 cm atau 8 meter (160 x 4 = 640). Tandai sebagai titik “B”.
  2. Di titik “B” tersebut dirikan tongkat pramuka secara tegak lurus.
  3. Intailah dari seberang titik “C” ke puncak pohon yang ditaksir tingginya (titik “D”) melalui ujung atas tongkat (titik “E”) sehingga antara titik A, E, dan D membentuk garis lurus.
  4. Agar tercipta garis lurus rubah atau geser maju dan mundur titik pengintaian (titik A).
  5. Jika telah terbentuk garis lurus antara titik A, E, dan D, ukurlah jarak antara titik “B” dan “A”. Seumpama hasil pengukuran jarak AB adalah 190 cm.

Setelah semua langkah pengukuran dan pengintaian tersebut di atas dilakukan sekarang saatnya melakukan penghitungan dengan menggunakan rumus perbandingan segitiga sebagai berikut: CD = BE X (AB + BC) : AB. Tulislah dalam selembar kertas dilengkapi dengan sketsa penaksiran. Lebih jelasnya seperti ini:

 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiChApeCsne1ral-PUvScoXPrk4D-ymNr0BKVlgDCAW-5TooIKrcy8HJdfEQNPgJJ8ps9SEPjZLSR3OzoJDVQ9kloeCF1y6QJ9ceaDXg43qwScZsF5ub1O2stIwkYohGL0M0xF4sj1NZlL-/s320/download+%25281%2529.png

 

Diketahui = BE = 160 cm ( tongkat pramuka )

                  AB = 190 cm

                  BC = 640 cm

Ditanya    = CD ( Tinggi pohon )……?

Jawab      =

 

CD = BE x  ( AB + BC ) : AB

CD = 160 cm x ( 190 cm + 640 cm ) : 190 cm

      = 132.800 : 190 cm

      = 698,9474 cm

 

KOMPAS

 

Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang penting antara lain :

1.     Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan jam.2. Visir, yaitu pembidik sasaran3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka4. Jarum penunjuk5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 456.

2.     Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk menopang kompas pada saat membidik.
Macam dan jenis kompas - Kompas terdiri dari 3 jenis, yaitu kompas bidik (kompas prisma), kompas orientering (kompas silva), dan kompas biasa. Kompas bidik atau prisma fungsi utamanya untuk mempermudah menghitung sudut sasaran bidik (tempat atau benda) secara langsung. Cara pemakaiannya dengan membidikkan kompas ke sasaran secara langsung sekaligus membaca sudut sasaran pada skala kompas. Besar sudut yang dibuat oleh arah bidikan dan arah jarum (utara) itulah sudut sasarannya (bearing). Kompas silva atau orienteering fungsi utamanya untuk mempermudah perhitungan dan pembacaan pada peta secara langsung. Badan atau pembungkus kompas silva selalu dibuat transparan untuk mempermudah pembacaan peta yang diletakkan di bawahnya.
1. Cara Menggunakan KompasLetakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50 di mana   berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka pada dial.Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar.
2.Cara mengetahui arah tanpa kompas ( Melihat jam dan posisi matahari )Saat tersesat di suatu tempat tertutup seperti hutan, ada kalanya Anda sulit menentukan arah tanpa adanya kompas. Tapi jangan terburu panik, cobalah tenang dan lihat jam saat itu, kemudian lihat ke arah matahari. Penulisan 12 jam yang membulat mengikuti arah pergerakan matahari yang terbit dari timur dan tenggelam di barat. Jadi, setelah melihat jam, segera menghadap ke matahari. Jadikan posisi matahari yang terbit di barat sebagai patokan dasar. Anda pun bisa menentukan arah selanjutnya dengan menggunakan jam tangan.


TANDA JEJAK

Tanda jejak dalam kepramukaan acap kali dipergunakan ketika menjelajah dengan jenis yang bermacama-macam, ada dari goresan di atas tanah, menggunakan ranting, rumput, bebatuan, hingga cat. Nah, tapi untuk yang terakhir tadi, yaitu cat, tolong jangan digunakan sebab akan merusak citra indah dari lingkungan jelajah itu sendiri. Tanda jejak sebenarnya bisa bermacam-macam modelnya, namun sebagian telah di bakukan seperti yang ditemukan dalam buku pramuka pada umumnya.Untuk pintar menjadi penemu jejak, maka jejak utama yang harusnya kita kenali adalah jejak kaki atau roda, dimana hal ini biasanya membekas di atas tanah yang dilewati orang lebih awal.Mengenali tanda tanda jejak akan sangat bermanfaat bagi pramuka ketika melakukan aktifitas di hutan. Jika tersesat, kita bisa memahami tanda-tanda yang ada di sekitar. Misalnya ranting di tanah yang telah patah atau jejak kaki menunjukkan bahwa jalan tersebut telah dilewati manusia.Tanda jejak  yang umumnya sering digunakan dalam kegiatan kepramukaan adalah sebagai berikut :

1.     Tanda jejak diatas tanah

2.     Tanda – tanda dengan rumput

3.     Tanda – tanda dengan batu

4.     Tanda – tanda dengan ranting

5.     Tanda – tanda tempat/medan

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI 14 : AD/ART GERAKAN PRAMUKA

MATERI SIMPUL & IKATAN

MATERI SANDI PRAMUKA

UJIAN TANDA KECAKAPAN KHUSUS

GSC IV ONLINE SE JAWA TIMUR 2021 MAN 1 MAGETAN

MATERI 1 : PROFIL PRAMUKA MAN 1 MAGETAN

LATIHAN GABUNGAN; MAN TAKERAN, SMAN 1 KAWEDANAN, SMKN TAKERAN, MA MA'ARIF MOJOPURNO, MA HIDAYATUL MUBTADIIN

PEMBAGIAN EKTRAKULIKULER PRAMUKA DAN PMR MAN 1 MAGETAN